Tuesday, April 14, 2020

Cara Memakai Busana Berbahan Sifon Dan Satin

Jilbab telah menjadi gaya pilihan bagi sebagian besar wanita Muslim di Indonesia. Pemahaman tentang jilbab tidak terbatas pada penutup rambut, tetapi pakaian ditutupi secara umum.

Nurul Akriliyati, seorang perancang tekstil di Institut Teknologi Bandung (ITB), menjelaskan bahwa ada banyak bahan dan kain untuk pakaian Muslim. Bahan sifon sekarang menjadi pilihan yang cukup umum untuk jilbab. Ada juga bahan satin sebagai pilihan lain untuk pakaian muslim primer untuk kulit berminyak.

"Jika Anda memilih gaun muslim dengan jilbab yang terbuat dari kain sifon dan satin, lalu apa yang harus saya cari, dari serat apa itu? Jika terbuat dari serat alami seperti katun, rayon dan sutra, jilbab akan nyaman digunakan karena menyerap air atau keringat. Jika kain sifon atau satin terbuat dari serat sintetis seperti nilon dan poliester, mereka akan kurang nyaman untuk digunakan dalam cuaca panas. Sayangnya, serat alami (katun, rayon, dan sutra) menodai dengan sangat cepat jika sering digunakan, ”katanya dalam siaran pers dari Fimela.

Nurul menambahkan, busana muslim dari kedua jenis kain tersebut membutuhkan perawatan pribadi, agar warnanya tetap bagus, cepat kusam, benang tidak melar, sehingga kain tidak rusak. Jika Anda memiliki mesin cuci dengan pengaturan "mencuci tangan" atau mirip dengan mencuci tangan, Anda dapat mencuci kedua jenis kain dalam pengaturan ini primer wajah.

“Khusus untuk jilbab, akan lebih baik jika Anda memasukkannya ke dalam tas cucian terlebih dahulu. Sementara pakaian muslim dari pakaian lembut harus dicuci dengan tangan Anda, jangan menggosoknya terlalu banyak, dan jangan mengeringkannya dengan kasar, sehingga kain itu bergelombang tanpa terkena sinar matahari langsung. Jangan lupa bahwa bagian luar kain harus diletakkan di dalam sebelum diberi ventilasi agar warnanya tetap terjaga, ”jelasnya.

Sebagai dukungan khusus untuk pakaian muslim, Nurul merekomendasikan untuk menggunakan deterjen ringan dan menambahkan pelembut kain dan deodoran ke jilbab dan pakaian.

“Inti dari merawat pakaian muslim adalah pertama-tama mengenali bahannya, karena setiap kain memiliki karakternya sendiri. Setidaknya cari tahu apakah bahannya menyerap keringat atau tidak, ”kata Nurul. Jika jenis kain tidak diketahui, ini dapat diperiksa pada label yang dicetak pada kerudung. Ada aturan untuk mencuci dan mengeringkan.

Hijaber Mega Iskanti memiliki trik tersendiri dalam merawat pakaian muslim dan koleksi jilbab. Sebagai orang yang berpengaruh, dan sekarang menjadi merek fesyen Muslim, ia mengakui bahwa merawat pakaian Muslim itu mudah dan sulit. Meskipun pada saat pembelian ditunjukkan cara mencuci.

Mega percaya bahwa pakaian muslim yang terbuat dari bahan khusus seperti sutra, sifon atau satin sebenarnya lebih baik dicuci dengan tangan dan digosok perlahan menggunakan perawatan kain yang sesuai. Dengan demikian, serat-serat jaringan tetap baik dan bertahan untuk waktu yang lama.

“Saya sering memilih bahan yang salah yang cepat, bahkan yang tidak menyerap keringat. Saya tidak nyaman ketika saya memakainya, "kata wanita dari Bandung ini. Namun seiring dengan pemahaman tentang pakaian muslim, ia semakin mempelajari dan memahami pilihan bahan yang baik. Terutama ketika ia menjadi model dan pemilik merek hijab, yang harus belajar bagaimana memilih bahan dan perawatan yang nyaman.

Bahkan jika Anda menggunakan sabun pembersih ringan, terkadang ini tidak cukup. “Karena itu, ketika saya mengetahui bahwa Wings Care akan meluncurkan produk perawatan jaringan yang dapat memfasilitasi perawatan jilbab, itu pasti akan membantu. Karena itu, jika benar-benar ada pelembut pakaian dan deodoran yang bisa merawat pakaian dari jilbab Muslim, saya akan coba, "kata Mega.

No comments:

Post a Comment